Friday, January 30, 2009

TEGURAN UNTUKKU YANG LEMAH

Firman Allah di dalam surah Al-A’raf, ayat 199:

“Jadikanlah kamu pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang ma’ruf serta berpalinglah dari orang-orang yang bodoh.”


Sangat tidak sepatutnya menjauhi saudara hanya kerana satu atau dua kebiasaan buruk yang tidak dapat diterima, sementara selebihnya baik. Dalam konteks ini, satu atau dua kesalahan masih dapat dimaafkan, dan kesempurnaan adalah tingkatan yang sukar dicapai.


Al-Kindi seorang ahli falsafah muslim terkenal pernah mengatakan:

“Bagaimana boleh anda mengharapkan satu moraliti tertentu dari teman anda, sementara dia terdiri dari empat tabiat. Jiwa saja yang merupakan bahagian paling dekat dengan setiap manusia dan merupakan pusat kendali untuk memilih dan berkehendak, tidak dapat memberikan kendalinya kepada orang yang memilikinya untuk melakukan semua kehendaknya, dan tidak boleh pula mengiyakan semua yang diharuskannya. Bagaimana dengan jiwa orang lain?”


Firman Allah dalam An-Najm ayat 32:

“…maka janganlah kamu mengatakan dirimu suci. Dialah yang paling mengetahui tentang orang yang bertakwa.”


Cukuplah untuk menerima bahagian terbesar dari tabiat saudara anda. Abu Darda’ mengatakan: “Mencela teman itu lebih baik daripada harus kehilangan dirinya. Siapa orangnya yang boleh mendapatkan segalanya pada diri saudaranya?”. Perkataan Abu Darda’ ini kemudian memberi inspirasi para penyair untuk mencipta bait-bait syair dengan makna yang sama. Di antaranya Abul Atahiyah:

Hai saudaraku tersayang

siapakah engkau sebenarnya

hingga ingin mendapatkan dari saudaramu

yang menghuni dunia ini

apa yang engkau inginkan?

Pertahankan sebahagian kemampuanmu

yang diperlukan oleh orang lain

agar kamu tidak membosankan setiap orang

yang tidak dapat engkau berikan kepadanya

Semua kemampuanmu


Kemudiannya Abu Tamam Ath Tha’i mengatakan:

“Tiada kerugian yang paling parah bagi seseorang selain kehilangan akalnya. Dan tiada seorang pun yang dapat memperoleh seluruh yang diinginkan dari saudaranya.”


Seorang ahli ilmu balaghah pernah berkata:

“Janganlah kerana satu aib tersembunyi atau dosa kecil yang sebenarnya dapat ditutupi oleh kebaikannya yang lebih banyak, anda menjadi jauh dari seseorang yang pernah anda puji latar belakangnya, yang pernah anda terima kehidupannya, yang pernah anda ketahui kemuliaannya, dan yang pernah anda ketahui kemampuan berfikirnya. Sesungguhnya engkau selamanya tidak akan mendapat teman yang bersih tanpa kelemahan dan tidak pernah melakukan suatu kesalahan. Oleh itu cerminlah pada dirimu sendiri sesudahnya; pertimbangkanlah ia dengan pandangan yang objektif; dan janganlah kamu menilainya dengan pandangan seenakmu. Sesungguhnya pertimbanganmu terhadapnya dan penilaianmu kepadanya akan membantumu untuk mendapatkan apa yang engkau inginkan dan membuatmu bersikap penyantun terhadap orang yang berbuat kesalahan.”


Sehubungan dengan itu seorang penyair menyatakan:

Tiada seorang pun yang dapat memuaskan

semua karaktornya

cukuplah bijak bagi seseorang

bila dia mahu menghisab

kelemahan-kelemahan dirinya

Seorang penyair Mukhadhram bernama An-Nabighah Adz-Dzibyani telah mengatakan:

Engkau tidak akan mendapat seorang teman pun

yang bebas dari celaanmu

kerana kelemahan yang ada padanya

kerana mana ada orang yang bersih

dari kelemahannya


Hendaklah semua kekurangan itu dialihkan ke dalam jiwa yang lapang dan hati yang damai. Sebab sebagai seorang manusia terkadang lalai untuk memperhatikan jiwanya, bahagian paling dekat dengan dirinya itu.


Pesan Ja’far bin Muhammad kepada anaknya:

“Wahai anakku, siapa di antara teman-temanmu yang marah kepadamu sebanyak tiga kali, dan yang dikatakannya adalah kebenaran, maka jadikanlah ia teman.”


Al-Hasan bin Wahab pernah berkata:

“Di antara hak-hak mencintai adalah memberi maaf terhadap kesalahan teman, dan menutup mata atas kekurangannya. Itu pun jika ada.”


Ibnu Rumi pernah berkata:

Manusia dan dunia ini

Pasti mempunyai kekurangan

Yang tidak sedap dipandang mata

Atau kelemahan yang mencemari kemulusannya

Tidaklah adil jika engkau

Menginginkan teman yang bersih di dunia ini

Sedangkan engkau sendiri tidak bersih.


Seorang penyair lain mengatakan:

Hubungan kita sepanjang masa tetap bestari

adapun perpisahan antara kita

hanyalah seperti hujan di musim semi

curahnya yang deras menakutkanmu

tetapi engkau akan lihat segera kelemahannya

kerana ia cepat beranjak

semoga Allah menghindarkan kita

dari kebencian saat bersua

selain hanyalah kemanjaan orang yang dicintai

kepada orang yang mencintainya.


Sumber penulisan: Jangan bersedih karya Dr. Aidh bin Abdullah Al-Qarni

4 Comentários:

fahana_ann said...

belum habis baca..view dulu..nanti singgah menapak lagi..salama kenal>_<

lelucon said...

saya suka falsafah...dan panduan yg baik. terima kasih.

p/s: siap bg link. 1 penghormatan tak terhingga. terima kasih ya...

Ibnurashidi said...

Salam..Bagus..ilmu biarkan berhamburan serata alam..mahu pengajian percuma?silakan download di blog saya:)

Anonymous said...

Oh Aku,
Siapa gerangannya aku yang sebenarnya,
Sehingga selalu menginginkan sesuatu dari temanku,
Siapakah Aku yang bersih lagaknya,
Sehingga menginginkan teman yang sempurna,
Yang memuaskan tanpa secalit cela

Post a Comment

RE-ENGINEERING OF ISLAMIC BUILDING © 2008. Template by Dicas Blogger.

TOPO